ABAD atau abadan biasa diartikan selama-lamanya atau abadi, tak berkesudahan, kekal. Tetapi para ahli Kamus kenamaan mengartikan waktu yang lama (LL), sinonim dengan kata dahrun thawilun artinya waktu yang panjang (Mgh) atau waktu yang tak ada habisnya (T). Jadi kata abad dapat berarti sebagian waktu atau kekal, waktu yang tak ada habisnya.
Berkenaan dengan siksa Neraka, tiga kali kata ini digunakan dalam Al-Qur’an, yaitu dalam 4:169; 33:65 dan 72:23. Menurut para pakar, arti yang lebih tepat adalah bahwa siksaan Neraka tidak kekal abadi (ada batasnya), sebab: (1) Kata abad selain berarti kekal—sinonim kata abadi (kekal)—dapat berbentuk plural abad atau ubud, maka abad hanyalah mnenyatakan sebagian waktu (dahr), bukan kekal abadi. (2) Dalam 78:23 diterangkan bahwa orang kafir di Neraka ahqab artinya berabad-abad; kata ahqab adalah bentuk plural kata huqbah artinya selain abad (seratus tahun) adalah delapan puluh tahun atau tujuh puluh tahun atau bertahun-tahun atau waktu yang lama (LL) atau beberapa tahun atau setahun (LA).
Penggunaan kata-kata tersebut mengandung isyarat bahwa siksaan Neraka ada batasnya, tidak kekal, selaras dengan lukisan Neraka bagi orang berdosa adalah sebagai ibu (101:9) atau kawan (57:15) dan penjara (83:7-8) dan juga selaras dengan sifat-sifat Tuhan sebagai Rabbul ‘âlamîn, Arrahmân, Arrahîm, dan Mâliki Yaumiddîn (1:1-3). Tetapi jika berkenaan dengan Sorga, abad artinya kekal (98:8), sebab barangsiapa telah masuk Sorga tak akan dikeluarkan lagi (15:48); disana mereka menerima ganjaran yang tak akan ada putus-putusnya (11:108). Oleh karena itu para penghuni Sorga masih berdo’a untuk semakin disempurnakan cahaya mereka (66:8) agar terus meningkat ke derajat yang lebih tinggi (39:20).